Otopsi Linguistik Forensik Pada Tuturan Perundungan Siber di Media Sosial Tiktok: Studi Kasus Pemilihan Umum Tahun 2024

Authors

  • Rizki Junando Sandi Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
  • Sawirman Sawirman Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
  • Aslinda Aslinda Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

DOI:

https://doi.org/10.29303/jseh.v10i3.657

Keywords:

forensic linguistic autopsy, cyber-bullying, general election 2024

Abstract

Freedom of speech on social media often gives rise to acts of cyber-bullying aimed at insulting, offensive, and degrading individuals or groups. The use of language as a tool to perpetrate cyber-bullying deserves further attention. This research aims to analyze forensic linguistic autopsy of cyber-bullying speech on social media Tiktok with a case study of the 2024 General Election. This research is qualitative research with stages of data collection and analysis carried out through observation, textual techniques and lingual data recording, so that followed by comparing the data referentially. The results of research on cyberbullying speech on social media Tiktok with a case study of the 2024 General Election, specifications for the Presidential and Vice Presidential Election for the period 2024-2029 found 15 evidence of language having a legal impact, namely palak ayahkau, Anies cukimai, stupid, melehoy, Mbah Wowo & Samsul, belegug, otak kosong, bacot, Ganjar bokep, Rohingya President, selling satay, tuelek, tuek, and cocot are connected in every profile. Based on  the results for this research prove that cyber-bullying is often used by Tiktok social media users to attack and insult presidential and vice presidential candidates in the 2024 elections.

References

Hinduja, S., & Patchin, J. W. (2006). Cyberbullying: An Explanatory Analysis Of Factorrelated to Offending and Victimization. Deviant Behavior, 29(2), 1—29.

Keraf, Gorys. (2004). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah

Pratama. Rahardja., Chambert. Henri. (1990). Kamus Bahasa Prokem. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1993). Kamus Bahasa Jawa-Bahasa Indonesia (Edisi 1). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. https://repository.kemdikbud.go.id.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1998). Kamus Melayu Ambon-Indonesia. Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia. https://repository.kemdikbud.go.id.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1985). Kamus Sunda-Indonesia (Ed. 1). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.https:/repository.kemdikbud.go.id

Sawirman dkk. (2014). Linguistik Forensik (Volume 1). Padang: Pusat Studi Ketahanan Nasional Universitas Andalas.

Sawirman. (2022). Linguistik Forensik: Daya Gunanya di Perkebunan dan Kasus Kriminal. Padang: CV. Afifa Utama

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press

Subyantoro, S. (2019). Linguistik Forensik: Sumbangsih Kajian Bahasa dalam Penegakan Hukum. Adil Indonesia Journal. 1(1), 36—50.

Willard, N. E. (2003). Off-Campus, Harmful Online Student Speech. Journal of School Violence, 2(2), 65—93.

Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Tranksaksi Elektronik (UU ITE) perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan

Downloads

Published

2024-09-30

How to Cite

Sandi, R. J. ., Sawirman, S., & Aslinda, A. (2024). Otopsi Linguistik Forensik Pada Tuturan Perundungan Siber di Media Sosial Tiktok: Studi Kasus Pemilihan Umum Tahun 2024. JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA, 10(3), 377–385. https://doi.org/10.29303/jseh.v10i3.657