Penerapan Pertanian Konservasi Pada Skala Usaha Tani di Lahan Tegalan Lombok Tengah
Keywords:
Pertanian Konservasi, Lahan Tegalan, Lombok SelatanAbstract
Teknik pertanian konservasi yang diterapkan di Desa Rembitan Kabupaten Lombok Tengah bertujuan meningkatkan hasil pertanian pada skala usaha tani dengan meminimalisasi biaya pengolahan tetapi memaksimalkan produksi, disamping itu juga sebagai dasar menuju pertanian lestari, berkelanjutan dan memperbaiki mata pencaharian. Ada tiga prinsip dasar pertanian konservasi yakni: 1) Mengolah tanah seringan-ringannnya hingga tidak diolah sama sekali; 2) Menutup permukaan tanah serapat-rapatnya secara terus-menerus sepanjang tahun; 3) Tumpang sari dan rotasi tanaman. Penerapan teknik konservasi merupakan kolaborasi kegiatan budidaya tanaman serta melakukan pembenahan tanah yang rusak/kritis, mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapainya produksi tinggi dalam waktu yang tidak terbatas, dan meningkatkan produktivitas lahan usahatani. Untuk dapat mewujudkan ketiga hal tersebut makan dilakukan beberapa metode penerapan teknik konservasi pada lahan tegalan, yakni: 1) Teknik Konservasi Vegetatif; 2) Teknik Konservasi Mekanik; dan 3) Tanpa Pengolahan Tanah. Ketiga teknik konservasi yang diterapkan pada lahan tegalan ini mampu menjaga permukaan tanah dari erosi dan aliran permukaan (run off) yang tinggi karena adanya mulsa atau vegetasi penutup tanah (cover crop), selain itu teknik konservasi ini juga dapat memelihara bahkan menstabilkan kesuburan pada tanah tegalan seperti yang ada di Desa Rembitan dalam mewujudkan produksi yang maksimal pada skala usaha tani.
References
Abdurachman, A. dan S. Sutono. 2005. Teknologi pengendalian erosi lahan berlereng. hlm. 103−145. Dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju pertanian produktif dan ramah lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Amien, L.I., S. Purba, B. Sugiharto, dan A. Hamdani. 2001. Analisis pasokan dan kebutuhan air untuk pertanian pangan dan kebutuhan lainnya. Laporan Akhir Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Food Agriculture Organization (FAO). 2017. Pertanian Konservasi (Perinsip Dasar dan Petunjuk Praktis). FAO. 2017
Las, I., S. Purba, B. Sugiharto, dan A. Hamdani 2000. Proyeksi kebutuhan dan pasokan pangan tahun 2000−2020. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Ma`shum, M; Mahrup, Sukartono, and Kusnarta, IGM. 2002. Progress Report of ACIAR- Vertisols Management Project in West Nusa Tenggara.
Mulyani, A., Hikmatullah, dan H. Subagyo. 2004. Karakteristik dan potensi tanah masam lahan kering di Indonesia. hlm. 1−32. Dalam Prosiding Simposium Nasional Pendayagunaan Tanah Masam. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Soepardi, H.G. 2001. Strategi usaha tani agribisnis berbasis sumber daya lahan. hlm. 35− 52. Prosiding Nasional Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Pupuk Buku I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Sukmana, S. 1994. Budi daya lahan kering ditinjau dari konservasi tanah. hlm. 25−39. Dalam Prosiding Penanganan Lahan Kering Marginal melalui Pola Usaha Tani Terpadu. Jambi, 2 Juli 1994. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Sukmana, S. 1995. Teknik konservasi tanah dalam penanggulangan degradasi tanah pertanian lahan kering. hlm. 23−42. Dalam Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W. Hartatiek. 2002. Teknologi pengelolaan bahan organik tanah. hlm. 183−238. Dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.