Faktor Eksternal Pendorong Invasi Pertanaman Jagung di Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Ampang Plampang, Kabupaten sumbawa
DOI:
https://doi.org/10.29303/jseh.v8i4.187Keywords:
Invasion of corn plantations, forest encroachment, KPHL AmpangAbstract
Invasion of corn plantations in the Ampang KPHL area can disrupt not only the function but also the existence of the forest, so it needs to be handled comprehensively. This study aims to determine the external factors driving the invasion of corn plantation in KPHL Ampang. This research is a descriptive research, data and information are extracted through searching the key actors, online and through interviews. Data and information were tabulated and analyzed descriptively. The results show the external factors driving corn plantation in KPHL Ampang, including: Regulatory factors and implementation of regulations at the site level that support the development of corn plantation widely; The attractiveness of business profits from corn plantation; and The ease of obtaining capital assistance, training, market access, and business equipment. In relation to the forest encroachment invasion, the Government needs to consider the impact of a policy across sectors before a policy is implemented. The government also needs to provide guidance, control and assistance to farmers as implementing actors in the field.
References
Presiden Republik Indonesia 1999. Undang Undang Republik Indonesia Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Kementerian LIngkungan Hidup dan Kehutanan. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, serta Penggunaan Kawasan Hutan
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.337/Menhut-VII/2009 tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
Dhaka, Y. R., A.S. Leksono dan D. Suprayitno. 2017. Analisis dan Dampaknya Secara Ekonomi, Ekologi dan Faktor yang mempengaruhi Perambahan Hutan di Kawasan Cagar Alam Watu Ata Kecamatan Bajawa. Konservasi Sumberdaya Hutan Jurnal Ilmu Ilmu Kehutanan. 1 (4) : 51-58.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2019. Sasaran Indikatif Luas Tanam dan Produksi Jagung melalui Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi MT. 2019/2020 dan MT. 2020 Dirinci per Bulan per Kabupaten per Kecamatan. SK. Nomor: 521/TP.380/DISTANBUN Tanggal 18 September 2019.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2020. Sasaran Indikatif Luas Tanam dan Produksi Jagung melalui Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi MT. 2020/2021 dan MT. 2021 Dirinci per Bulan per Kabupaten per Kecamatan. SK. Nomor: TP.841.1/313/DISTANBUN Tanggal 16 September 2020.
Faujiansyah dan S. K. Wanitaningsih. 2018. Upaya Penanggulangan Perladangan Liar oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Ampang Riwo di Kawasan Hutan Desa Jati Baru Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu. Silva Samalas, 1 (1): 15-24.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Ampang Unit XIV. 2021. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek (RPHJPd) KPHL Ampang Unit XIV Tahun 2021. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Mujaffar, A. 2020. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan. Forum Pemuda Aswaja. Palangkaraya.
Purwanto, E. 2016. Strategi Anti-Perambahan di Tropical Rainforest Heritage of Sumatra: Menuju Paradigma Baru. Bogor, Indonesia: Tropenbos International Indonesia dan UNESCO, xiv + 136 hal.
Shafiani, F. 2020. Dampak Kebijakan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Jagung terhadap Kawasan Hutan. Jurnal Analis Kebijakan, 4 (1) :13 -24.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Arief Rachmadi, Taslim Sjah, Hayati Hayati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.